Tugas Individu
Teknologi Hasil Ternak
PEMBUATA PUPUK KOMPOS
Oleh
:
AHMADI
I111
13 039
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
- 1. Green Chemistry |
Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 1 Kata pengantar Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya sehingga penulis boleh
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan Sampah menjadi Pupuk
Kompos”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Green Chemistry di jurusan kimia
Universitas Negeri Manado. Makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan
baik jika tidak dibantu oleh berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan
terimakasih kepada : Dra. E. A Karundeng, MSi selaku dosen mata kuliah
Green Chemistry. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Green
Chemistry. Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penyusun, untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat harapkan untuk dijadikan pelajaran kedepan.
DAFTAR ISI KATA
PENGANTAR …………………………………………………………………………………… 1 DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………… 2 BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………………………... 3 A. LATAR BELAKANG
…………………………………………………………………………………… 3 B. RUMUSAN MASALAH
………………………………………………………………………………….. 3 C. TUJUAN PEMBAHASAN
…………………………………………………………………………………… 3 BAB 2 PEMBAHASAN
………………………………………………………………………………….. 4 A. PENGERTIAN KOMPOS
………………………………………………………………………………….. 4 B. CARA PEMBUATAN KOMPOS
……………………………………………………………………… 4 C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
PENGOMPOSAN ..…………………. 5 D. MANFAAT/KEUNGGULAN PUPUK KOMPOS
………………………………………………………….. 7 BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………………………….. 8
KESIMPULAN …………………………………………………………………………………. 8 SARAN
………………………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………….
9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama tanah kita yang semakin hari
semakin miskin akan unsur haranya karena dampak negatif dari pupuk buatan, maka
perlu adanya suatu tindakan yang perlu dibudidayakan yaitu memupuk tanaman
dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi
peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi
pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas
lahan dan dapat mencegah degradasi lahan, selain itu, peranannya cukup besar
terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk
organik salah satunya adalah pupuk kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik
yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikro organisme
yang bekerja didalamnya. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang
dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan
organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa
material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa
mikroorganisme ataupun makroorganisme. Pupuk kompos mudah dibuat dan
teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya, baik untuk skala
pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan. Atas dasar inilah penulis
membuat makalah yang berjudul “Pembuatan Pupuk Kompos”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kompos?
2. Bagaimana cara pembuatan pupuk kompos?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi
pengomposan?
4. Apa manfaat pupuk kompos?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Green
Chemistry;
2. Untuk menjelaskan pengertian kompos;
3. Untuk
menjelaskan cara pembuatan pupuk kompos;
4. Untuk
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan;
5. Untuk menjelaskan manfaat/keunggulan pupuk
kompos.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kompos
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil
dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Secara
ilmiah, organik dapat diartikan sebagai partikel tanah yang bermuatan negatif
sehingga dapat dikogulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk membentuk
granula tanah. Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di
sekeliling lingkungan kita, bahkan kadang-kadang barang yang tidak terpakai,
seperti sampah rumah tangga, dedaunan jerami, alang-alang, rerumputan, sekam,
batang jagung dan kotoran hewan. Kompos yang merupakan pupuk organik memiliki
kandungan unsur hara yang ramah lingkungan. Unsur hara yang terdapat dalam
kompos tidak akan merusak tanah seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik).
Kompos bersifat slow release sehingga tidak berbahaya bagi tanaman walaupun
jumlah yang digunakan cukup banyak. Membuat kompos merupakan bentuk dari
recycle, salah satu unsur dari 3 R, sehingga dengan mengolah sampah menjadi
kompos berarti ikut membantu mengurangi permasalahn yang disebabkan sampah.
Selain itu, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung sebagai media
tanam ataupun pupuk organik.
B. Cara Pembuatan
Kompos
Pengolahan sampah rumah
tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan dengan
berbagai cara. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu cara
Krantz, Indore, dan Macdonald. 1).Cara Krantz yaitu dengan menggunakan
bahan-bahan mentah (serasah, sampah organic, dll) ditumpuk sampai setinggi 50
cm atau lebih. Kemudian diberi pupuk kandang sebagai aktifator, setelah
beberapa hari temperature mencapai 50⁰C-60⁰C, temperatur ini bisa mematikan kuman-kuman
serta biji-biji tanaman pengganggu. Tumpukan diinjak-injak sehingga keadaan
menjadi anaerob, selanjutnya ditambahkan bahan-bahan mentah sehingga
tumpukan mencapai sekitar 80 cm, demikian seterusnya perlakuan penamabahan
dilakukan sampai tumpukan menjadi tinggi sekitar 1,5 m. kemudian tumpukan harus
ditutup dengan lapisan tanah bagian atasnya, perlakuan demikian untuk mencegah
kehilangan N lebih lanjut dan juga
melindungi
kompos dari pengaruh teriknya sinar matahari. Setelah 3 bulan biasanya kompos
telah matang dan dapat dipergunakan. 2). Cara Indore yaitu dengan menggunakan
bahan-bahan mentah (serasah, sampah, bahan organik, dll) ditumpuk
berlapis-lapis setinggi ± 60 cm dengan ukuran panjang, Lebar 2,5 x 2,5 cm.
Setiap lapis tingginya sekitar 15 cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus dibuat 4
lapis. Diantara lapisan- lapisan diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang
tipis, atau disiram dengan cairan pupuk kandang. Lakukan perlakuan pembalikan,
lapisan-lapisan kompos itu secara teratur, yaitu pada hari ke15, 30 dan 60.
Pembalikan ini dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan ini lapisan
1 dan ke 4 disatukan dan juga lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1
diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60 hari
kedua tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata, agar kompos
tetap dalam keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap agar tidak terkena
air hujan (Sutedjo, 2008). 3). Cara Macdonald menggunakan bahan-bahan mentah,
(batang-batang kecil dan daun-daunan, serasah atau sampah tanaman) dimasukkan
kedalam tempat tumpukan bahan-bahan mentah dan mencapai tinggi sekitar 1 m,
setiap 20 cm tinggi tumpukan diberi aktifator misalnya pupuk kandang atau
sayuran yang telah busuk untuk pengembangan bakteri. Didalam tumpukan itu akan
menimbulkan panas, dalam keadaan panas biji-biji tanaman dan larva hama tanaman
dapat terbunuh, pada waktu kering segera siramkan cairan pupuk kandang
secukupnya dan kemudian tutup kembali, setelah 2 sampai 3 bulan kompos dapat
digunakan. C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan Beberapa faktor yang
mempengaruhi proses pengomposan yaitu; 1. Nilai C/N Bahan Semakin rendah nilai
C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan semakin singkat 2. Ukuran
Bahan Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposannya,
karena semakin luas bahan yang tersentuh bakteri, untuk itu bahan perlu dicacah
agar berukuran kecil. Bahan yang keras sebaiknya dicacah hingga 0,5-1 cm,
sedngkan benda yang tidak keras dicacah dengan ukuran agak besar sekitar 5 cm.
Pencacahan bahan yang tidak terlalu keras
- Green Chemistry | Makalah Pengolahan
Sampah menjadi Pupuk Kompos 6 sebaiknya tidak terlalu kecil, karena bahan
yang terlalu hancur (banyak air) kurang baik ( kelembapannya terlalu
tinggi) 3. Komposisi Bahan Pengomposan dari berbagai bahan akan lebih baik
dan lebih cepat. Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat
bila ditambah dengan kotoran hewan, ada juga yang menambah bahan makanan
dan zat pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme sehingga selain dari
bahan organik, mikroorganisme juga mendapat makanan dari luar. 4. Jumlah
Mikroorganisme Biasanya dalam proses ini yang bekerja adalah bakteri,
fungi, Actinomycetes, dan protozoa, sering ditambahkan mikroorganisme
dalam bahan yang akan dikomposkan, dengan bertambahnya mikroorgisme maka
semakin cepat pengomposan . 5. Kelembapan dan Aerasi Umumnya
mikroorganisme tersebut dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40- 60%.
Kondisi tersebut harus dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara
optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau lebih timggi dapat menyebabkan
mikroorganisme tidak berkembanng atau mati. Adapun kebutuhan aerasi
tergantung dari proses berlanngsungnya pengomposan tersebut aerobik atau
anaerobik. 6. Temperatur Temperatur optimal sekitar 30⁰-50⁰
C (hangat). Temperatur tinggi maka organisme akan mati. Temperatur relatif
rendah mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam keadaan dorman.
Aktivitas mikroorganisme dalam pengomposan tersebut juga menghasilkan
panas sehingga untuk menjaga temperatur yang tetap optimal sering
dilakukan pembalikan. Namun ada mikrobe yang bekerja pada temperatur yang
relatife tinggi yaitu 80o C seperti trichoderma pseudokoningi dan
cytopagha sp. Kedua mikrobe ini dijadikn aktivator dalam proses
pengomposan skala besar atau skala industri, seperti pengomposan tandan
kosong kelapa sawit. 7. Keasaman pH Keasaman atau pH dalam tumpukan kompos
juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Kisaran pH yang baik yaitu
sekitar 6,5-7,5 (netral). Oleh karne itu dalam pengomposan sering ditambah
kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH
D. Manfaat /
Keunggulan Pupuk Kompos Pupuk kompos memiliki keunggulan sebagai berikut: 1.
Memperbaiki struktur tanah. Lahan pertanian yang sudah terlalu lama dipupuk
dengan pupuk kimia, terutama urea ( pupuk dengan kandungan N tinggi) akan
menjadi keras, liat, dan asam. Pupuk kompos yang remah, gembur akan memperbaiki
pH dan struktur tanah 2. Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap,
meskipun kandungan mikro dan makro dalam kompos sedikit, tetapi kelengkapannya
sangat di butuhkan tanaman. Tanaman yang kehilangan salah satu mikro maupun
makro akna terhambat pertumbuhannya, bahkan dapat menyebabkan tanaman tidak
bisa menyerap unsur hara yang diperlukan . 3. Ramah Lingkungan. Pemakaian
kompos dalam pertanian maupun hobi bercocok tanam yang ramah lingkungan,
dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia, akan menjaga kelestarian lingkungan
4. Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri 5. Mampu menyerap dan menampung
air lebih lama dibandingkan dengan pupuk kimia 6. Membantu meningkatkan
mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan
organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Kompos dapat dibuat dari
bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling lingkungan kita. Pembuatan
kompos dapat dilakukan dengan 3 Cara yaitu: 1) Cara Krantz, 2) Cara Indore, dan
3) Cara Macdonald. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu :
Nilai C/N Bahan, Ukuran Bahan, Komposisi Bahan, Jumlah Mikroorganisme,
Kelembapan dan Aerasi, Temperatur, dan Keasaman pH Keunggulan pupuk kompos
yakni : Memperbaiki struktur tanah, Memiliki kandungan mikro dan makro yang
lengkap, Ramah Lingkungan, Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri, Mampu
menyerap dan menampung air lebih lama, dan Membantu meningkatkan mikroorganisme
pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara.
B. SARAN
Kesadaran akan lingkungan
yang perlu dijaga, diolah, dan dirawat sangatlah penting. Lingkungan sekitar
kita memiliki banyak potensi sebagai sumber daya alam, sebagai contoh
pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, menjadi suatu hal yang berguna bukan.
Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial bertanggung jawab mengolah
lingkungan sekitar, mendaur ulang sampah organik dan anorganik, mengolah sampah
yang bisa dijadikan kompos. Sehingga nilai sampah itu sendiri tidak hanya
terletak pada hal negatif namun setelah diolah menjadi hal yang positif bagi
kita semua. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia,R.2007. Cara
Praktis Membuat Kompos. Jakarta: PT. Agromedia Alamendah, 2011. Cara Sederhana
Membuat Kompos Skala Rumah Tangga.. http://alamendah.wordpress.com/2011/04/18/cara-sederhana-membuat-kompos-
skala rumah-tangga/ diakses tanggal 27/05/2014 Indriani,Yovita
Hety.2002.Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya Sutanto,R.2002.
Penerapan Pertanian Organik . Jogjakarta: Kaninus Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk
dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta