Minggu, 12 Juni 2016

Tugas Individu
Teknologi Hasil Ternak

PEMBUATA PUPUK KOMPOS

Oleh :
AHMADI
I111 13 039

https://fairuzelsaid.files.wordpress.com/2010/02/logo-unhas-hitam-putih.jpg

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016







Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos".
  1. 1. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 1 Kata pengantar Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkatnya sehingga penulis boleh menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Green Chemistry di jurusan kimia Universitas Negeri Manado. Makalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak dibantu oleh berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada : Dra. E. A Karundeng, MSi selaku dosen mata kuliah Green Chemistry. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Green Chemistry. Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat harapkan untuk dijadikan pelajaran kedepan.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………… 1 DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… 2 BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………... 3 A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………… 3 B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………………………………………………….. 3 C. TUJUAN PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………… 3 BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………….. 4 A. PENGERTIAN KOMPOS ………………………………………………………………………………….. 4 B. CARA PEMBUATAN KOMPOS ……………………………………………………………………… 4 C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PENGOMPOSAN ..…………………. 5 D. MANFAAT/KEUNGGULAN PUPUK KOMPOS ………………………………………………………….. 7 BAB 3 PENUTUP ………………………………………………………………………………….. 8 KESIMPULAN …………………………………………………………………………………. 8 SARAN ………………………………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………. 9

BAB 1
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama tanah kita yang semakin hari semakin miskin akan unsur haranya karena dampak negatif dari pupuk buatan, maka perlu adanya suatu tindakan yang perlu dibudidayakan yaitu memupuk tanaman dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan, selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik salah satunya adalah pupuk kompos. Kompos adalah bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikro organisme yang bekerja didalamnya. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya, baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan. Atas dasar inilah penulis membuat makalah yang berjudul “Pembuatan Pupuk Kompos”.
 B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kompos?
2. Bagaimana cara pembuatan pupuk kompos?
 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi pengomposan?
 4. Apa manfaat pupuk kompos?
 C. TUJUAN PEMBAHASAN
 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Green Chemistry;
 2. Untuk menjelaskan pengertian kompos;
3. Untuk menjelaskan cara pembuatan pupuk kompos;
4. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pengomposan;
 5. Untuk menjelaskan manfaat/keunggulan pupuk kompos.
BAB II PEMBAHASAN
 A.Pengertian Kompos
 Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Secara ilmiah, organik dapat diartikan sebagai partikel tanah yang bermuatan negatif sehingga dapat dikogulasikan oleh kation dan partikel tanah untuk membentuk granula tanah. Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling lingkungan kita, bahkan kadang-kadang barang yang tidak terpakai, seperti sampah rumah tangga, dedaunan jerami, alang-alang, rerumputan, sekam, batang jagung dan kotoran hewan. Kompos yang merupakan pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang ramah lingkungan. Unsur hara yang terdapat dalam kompos tidak akan merusak tanah seperti pupuk buatan pabrik (pupuk anorganik). Kompos bersifat slow release sehingga tidak berbahaya bagi tanaman walaupun jumlah yang digunakan cukup banyak. Membuat kompos merupakan bentuk dari recycle, salah satu unsur dari 3 R, sehingga dengan mengolah sampah menjadi kompos berarti ikut membantu mengurangi permasalahn yang disebabkan sampah. Selain itu, kompos yang dihasilkan dapat dimanfaatkan langsung sebagai media tanam ataupun pupuk organik.
B.      Cara Pembuatan Kompos
 Pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan dengan berbagai cara. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu cara Krantz, Indore, dan Macdonald. 1).Cara Krantz yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah organic, dll) ditumpuk sampai setinggi 50 cm atau lebih. Kemudian diberi pupuk kandang sebagai aktifator, setelah beberapa hari temperature mencapai 50C-60C, temperatur ini bisa mematikan kuman-kuman serta biji-biji tanaman pengganggu. Tumpukan diinjak-injak sehingga keadaan menjadi anaerob, selanjutnya ditambahkan bahan-bahan mentah sehingga tumpukan mencapai sekitar 80 cm, demikian seterusnya perlakuan penamabahan dilakukan sampai tumpukan menjadi tinggi sekitar 1,5 m. kemudian tumpukan harus ditutup dengan lapisan tanah bagian atasnya, perlakuan demikian untuk mencegah kehilangan N lebih lanjut dan juga
melindungi kompos dari pengaruh teriknya sinar matahari. Setelah 3 bulan biasanya kompos telah matang dan dapat dipergunakan. 2). Cara Indore yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah, sampah, bahan organik, dll) ditumpuk berlapis-lapis setinggi ± 60 cm dengan ukuran panjang, Lebar 2,5 x 2,5 cm. Setiap lapis tingginya sekitar 15 cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus dibuat 4 lapis. Diantara lapisan- lapisan diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang tipis, atau disiram dengan cairan pupuk kandang. Lakukan perlakuan pembalikan, lapisan-lapisan kompos itu secara teratur, yaitu pada hari ke15, 30 dan 60. Pembalikan ini dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan ini lapisan 1 dan ke 4 disatukan dan juga lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1 diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60 hari kedua tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata, agar kompos tetap dalam keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap agar tidak terkena air hujan (Sutedjo, 2008). 3). Cara Macdonald menggunakan bahan-bahan mentah, (batang-batang kecil dan daun-daunan, serasah atau sampah tanaman) dimasukkan kedalam tempat tumpukan bahan-bahan mentah dan mencapai tinggi sekitar 1 m, setiap 20 cm tinggi tumpukan diberi aktifator misalnya pupuk kandang atau sayuran yang telah busuk untuk pengembangan bakteri. Didalam tumpukan itu akan menimbulkan panas, dalam keadaan panas biji-biji tanaman dan larva hama tanaman dapat terbunuh, pada waktu kering segera siramkan cairan pupuk kandang secukupnya dan kemudian tutup kembali, setelah 2 sampai 3 bulan kompos dapat digunakan. C. Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu; 1. Nilai C/N Bahan Semakin rendah nilai C/N bahan, waktu yang diperlukan untuk pengomposan semakin singkat 2. Ukuran Bahan Bahan yang berukuran lebih kecil akan lebih cepat proses pengomposannya, karena semakin luas bahan yang tersentuh bakteri, untuk itu bahan perlu dicacah agar berukuran kecil. Bahan yang keras sebaiknya dicacah hingga 0,5-1 cm, sedngkan benda yang tidak keras dicacah dengan ukuran agak besar sekitar 5 cm. Pencacahan bahan yang tidak terlalu keras
  1.  Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos 6 sebaiknya tidak terlalu kecil, karena bahan yang terlalu hancur (banyak air) kurang baik ( kelembapannya terlalu tinggi) 3. Komposisi Bahan Pengomposan dari berbagai bahan akan lebih baik dan lebih cepat. Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat bila ditambah dengan kotoran hewan, ada juga yang menambah bahan makanan dan zat pertumbuhan yang dibutuhkan mikroorganisme sehingga selain dari bahan organik, mikroorganisme juga mendapat makanan dari luar. 4. Jumlah Mikroorganisme Biasanya dalam proses ini yang bekerja adalah bakteri, fungi, Actinomycetes, dan protozoa, sering ditambahkan mikroorganisme dalam bahan yang akan dikomposkan, dengan bertambahnya mikroorgisme maka semakin cepat pengomposan . 5. Kelembapan dan Aerasi Umumnya mikroorganisme tersebut dapat bekerja dengan kelembapan sekitar 40- 60%. Kondisi tersebut harus dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Kelembapan yang lebih rendah atau lebih timggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembanng atau mati. Adapun kebutuhan aerasi tergantung dari proses berlanngsungnya pengomposan tersebut aerobik atau anaerobik. 6. Temperatur Temperatur optimal sekitar 30-50 C (hangat). Temperatur tinggi maka organisme akan mati. Temperatur relatif rendah mikroorganisme belum dapat bekerja atau dalam keadaan dorman. Aktivitas mikroorganisme dalam pengomposan tersebut juga menghasilkan panas sehingga untuk menjaga temperatur yang tetap optimal sering dilakukan pembalikan. Namun ada mikrobe yang bekerja pada temperatur yang relatife tinggi yaitu 80o C seperti trichoderma pseudokoningi dan cytopagha sp. Kedua mikrobe ini dijadikn aktivator dalam proses pengomposan skala besar atau skala industri, seperti pengomposan tandan kosong kelapa sawit. 7. Keasaman pH Keasaman atau pH dalam tumpukan kompos juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme. Kisaran pH yang baik yaitu sekitar 6,5-7,5 (netral). Oleh karne itu dalam pengomposan sering ditambah kapur atau abu dapur untuk menaikkan pH
D. Manfaat / Keunggulan Pupuk Kompos Pupuk kompos memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Memperbaiki struktur tanah. Lahan pertanian yang sudah terlalu lama dipupuk dengan pupuk kimia, terutama urea ( pupuk dengan kandungan N tinggi) akan menjadi keras, liat, dan asam. Pupuk kompos yang remah, gembur akan memperbaiki pH dan struktur tanah 2. Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap, meskipun kandungan mikro dan makro dalam kompos sedikit, tetapi kelengkapannya sangat di butuhkan tanaman. Tanaman yang kehilangan salah satu mikro maupun makro akna terhambat pertumbuhannya, bahkan dapat menyebabkan tanaman tidak bisa menyerap unsur hara yang diperlukan . 3. Ramah Lingkungan. Pemakaian kompos dalam pertanian maupun hobi bercocok tanam yang ramah lingkungan, dibandingkan dengan pemakaian pupuk kimia, akan menjaga kelestarian lingkungan 4. Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri 5. Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibandingkan dengan pupuk kimia 6. Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara.
BAB III PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Kompos dapat dibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan di sekeliling lingkungan kita. Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 Cara yaitu: 1) Cara Krantz, 2) Cara Indore, dan 3) Cara Macdonald. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengomposan yaitu : Nilai C/N Bahan, Ukuran Bahan, Komposisi Bahan, Jumlah Mikroorganisme, Kelembapan dan Aerasi, Temperatur, dan Keasaman pH Keunggulan pupuk kompos yakni : Memperbaiki struktur tanah, Memiliki kandungan mikro dan makro yang lengkap, Ramah Lingkungan, Mudah didapat bahkan dapat di buat sendiri, Mampu menyerap dan menampung air lebih lama, dan Membantu meningkatkan mikroorganisme pada media tanam, sehingga dapat meningkatkan unsur hara.
B.      SARAN
 Kesadaran akan lingkungan yang perlu dijaga, diolah, dan dirawat sangatlah penting. Lingkungan sekitar kita memiliki banyak potensi sebagai sumber daya alam, sebagai contoh pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos, menjadi suatu hal yang berguna bukan. Maka dari itu, kita sebagai makhluk sosial bertanggung jawab mengolah lingkungan sekitar, mendaur ulang sampah organik dan anorganik, mengolah sampah yang bisa dijadikan kompos. Sehingga nilai sampah itu sendiri tidak hanya terletak pada hal negatif namun setelah diolah menjadi hal yang positif bagi kita semua. Green Chemistry | Makalah Pengolahan Sampah menjadi Pupuk Kompos

DAFTAR PUSTAKA
 Agromedia,R.2007. Cara Praktis Membuat Kompos. Jakarta: PT. Agromedia Alamendah, 2011. Cara Sederhana Membuat Kompos Skala Rumah Tangga.. http://alamendah.wordpress.com/2011/04/18/cara-sederhana-membuat-kompos- skala rumah-tangga/ diakses tanggal 27/05/2014 Indriani,Yovita Hety.2002.Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya Sutanto,R.2002. Penerapan Pertanian Organik . Jogjakarta: Kaninus Sutedjo, M. M. 2008. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta


Jumat, 10 Juni 2016

PERSAUDARAAN YANG TIDAK SEDARAH

      Pada awalnya saya tidak tau kapan dan dimana diriku akan berlabuh, namun panggilan jiwa tidak pernah salah  pada pilihannya, dan pangggilan untuk menemukan keluarga baruku dalam sebuah lembaga kemahasisswaan adalah pilihan yang menurtku harus saya lakukan, bahkan ada pepatah yang mengatakan hati dan jiwa tidak pernah salah dalam menentukan sebuah pilihan, dan masuknya saya dalam beberapa lembaga kemahasiswaan, separti IKMB UNHAS Yang memiliki background kedaerahan, MATERPALA UNHAS Dengan background kepencinta alamanya, HIMAPROTEK UNHAS Dengan background ke profesiannya, dari beberapa lembaga yang saya masuki banyak melahirkan perbedaan satu sama lain, Namun ada suatu hal yang membuat mereka sama, yaitu sama-saa menjun-jung tinggi persaudaraan, hingga saya dapat  menumukan makna dari ketiga lembaga in yaitu persaudaraan tidak hanya dilahirkan dari rahim seorang ibu saja, tapi persaudaraan juga dilahirkan oleh kebersamaan dan saling menghargai satu sama lain.